[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Negara Batin Rwk,- Pengrajin anyaman Daun Nipah di Kampung Sari Jaya Kecamatan Negara Batin Kabupaten Way Kanan masih bertahan produksi di masa pandemi Covid-19. Seolah enggan tergerus di tengah kembang maraknya perkakas serta perabotan plastik yang ikut berkembang seiringnya zaman.minggu(21/3)
Meskipun sebagai pekerjaan sambilan, namun masih saja ditekuni secara turun-temurun sehingga menjadi ikon industri rumahan berbasis kearifan lokal.
“Tetap membuat karena ada-ada saja yang memesanan, kalau ditanya kapan saya menggeluti kerajinan ini, memang sejak remaja sudah belajar membuat Tikar dari anyaman daun nipah ini kebetulan orang tua saya bisa membuat sehingga saya dengan mudah belajar,” kata Mariyam salah seorang perajin anyaman bambu Kampung Sari Jaya
Dalam seminggu kata Mariyam dirinya mampu membuat dua buah tikar ukuran kecil untuk alas sholat.Dirinya mengaku, selama pandemi Covid-19, omzet penjualan warung klontongam yang warung nya menurun,sebagai tambahan ya ini saya buat kerajinan.
” Kerajinan tikar saya harganya relatif murah dan terjangkau. Untuk tikar berukuran kecil yaitu Rp75.000 per buah sesuai dengan besar kecilnya pesanan dan tingkat kerumitannya,Murah, dari dahulu juga bertahan harganya tikar ini sebetulnya multi fungsi bisa dijadikan alas sholat,tempat bersantai,dan lain sebagainya,Untuk bahan dasarnya yakni daun nipah, akan tetapi daun nipah khusus yang memang biasa digunakan untuk bahan anyaman (tikar red) dan untuk bahan dasar tersebut ia tidak terlalu kesulitan mencarinya karena di rawa rawa memang banyak.”Terang Mariyam.
“Alhamdulilah untuk pembiayaan dalam membuat anyaman ini tidak terlalu mengeluarkan modal cukup dengan keterampilan dan tidak malas, Tutupnya.RWK-W/andri