[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
RADARWAYKANAN.COM, – Karet mencatat kerugian dalam tiga hari perdagangan beruntun. Mata uang yen Jepang yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat menjadi penekannya.
Pada Kamis INI), harga karet dunia dengan acuan pasar berjangka Jepang ditutup di JPY224,8 per kilogram, turun 0,84% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Harga jatuh karena penjualan yang kuat dari kejatuhan di pasar China, menurut JPX seperti dikutip dari Europe Rubber Journal. Karet berjangka di Osaka tergelincir 3 persen, sementara pasar SHFE dan INE yang berbasis di China turun 1,5 persen.
“Kami tidak menyangka, dimana harga karet bukan hanya turun lagi bahkan terjun bebas, jika seperti ini secara terus –menerus management kami tentu berantakan akibat harga yang tak terduga,” ujar B pengepul karet Kecamatan Blambangan Umpu saat dikonfirmasi Radar Waykanan.
“ sekarang harganya antara Rp.4000 hingga Rp6000 mas, kami juga ga tau penyebabnya,”Tambah B
Pernyataan tersebut tersebut dibenarkan oleh DF seorang Penyadap Karet , yang terpaksa menghentikan pekerjaannya menyadap karet karena merasa kebutuhannya sehari hari tidak dapat terpenuhi dari hasil menyadap karet, akibat terus turunnya harga karet.
“Harga karet murah, akan tetapi harga sembako, pupuk dan herbisida naik tinggi, entah bagaimana nasib kami di masa yang akan datang kalau hasil hasil perkebunan petani tergerus, sementara harga pupuk dan kebutuhan petani lainnya harganya naik, sementara sembako, BBM naik dan ini tidak seimbang, Kami berharap kepada pihak yang berkompeten (Pemerintah) supaya menjawab apa yang kami keluhkan,” keluhnya. RWK.WN