Cerpen : Bulan Purnama di Rumah Aisah

Way Kanan21 Dilihat

Penulis Cerpen : Eko Prasetyo

Sudah jam dua malam. Pada kursi anyaman batang bambu berwarna coklat kehitaman, lelaki itu masih saja duduk sambil memandangi seluruh sudut pelataran halaman rumahnya. Terhitung sudah tiga gelas kopi pahit yang ia minum, lelaki itu tak kunjung beranjak dari tempat duduknya.

Entah apa yang membuatnya kehilangan selera tidur. Tatapannya jauh dan kosong. Sesekali dihisap rokok lintingan hasil racikannya sendiri yang tersemat diantara jemarinya.

Baca Juga  Karang Taruna Umpu Semenguk dikukuhkan, diharapkan Segera Tancap Gas

Aroma tembakau bercampur cengkih dan serpihan kemenyan menyeruak. Hanya sayup angin menggerakkan daun rambutan yang diterpa cahaya temaram lampu jalan membersamai lelaki itu.

Lelaki itu bernama Darjo. Usianya tujuh puluh tahun. Perawakannya kurus dengan kulit coklat serta rambut yang sebagian sudah memutih. Meski terbilang sudah tua, Darjo masih kuat mengangkat cangkul seperti umumnya para petani lain di desanya. Darjo memang bekerja sebagai petani.

https://luglawhaulsano.net/4/8420418
Baca Juga  Kapolres Way kanan lantik Kabaglog dan Sertijab Kasatsamapta Serta Dua Kapolsek

Ia kerap menggarap lahan tanah milik orang lain yang tidak terpakai untuk ditanami singkong, cabai serta sayur-sayuran lainnya. Tanaman sayuran dan singkong yang digarap sebagian dijual dan sebagian digunakan untuk dikonsumsi sendiri bersama istri dan anaknya.

Tak lupa ia juga memberikan hasil panen tanamannya kepada sang pemilik tanah. Ia tak punya lahan tanah sendiri. Jangankan tanah, rumah yang dihuninya pun hanya bangunan kecil berukuran 6×4 meter, dengan dinding berupa lembaran dabag yang terbuat dari anyaman bambu hasil swadaya gotong royong dari para tetangga setempat.