“Rp195,6 triliun itu memakan lebih dari separuh anggaran subsidi dan kompensasi tahun depan yang kita anggarkan Rp336,3 triliun. Pasti anggaran subsidi di 2023 tidak akan cukup, dan menimbulkan persoalan sama lagi,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani khawatir akan menimbulkan efek buruk ke depannya apabila tidak ada penyesuaian harga BBM dan tambahan anggaran subsidi serta kompensasi BBM di tahun ini.
Lebih lanjut, Sri Mulyani memperhitungkan tambahan penerimaan negara dalam Perpres 98/2022 sebesar Rp420 triliun pada tahun ini hanya digunakan untuk menambah anggaran subsidi energi saja.
“Penerimaan negara Rp 420 triliun akan dipakai semua untuk subsidi energi, Pertalite, Solar, LPG 3 kilogram, dan listrik. Itu tidak akan mencukupi seluruh windfall profit karena dipakai semua dan akan habis,” ungkapnya.rwk
Artikel ini juga telah tayang di Radarlampung dengan link https://radarlampung.disway.id/read/653679/sri-mulyani-sebut-harga-bbm-harus-naik-jika-tidak-maka