Polemik Perbaikan Lapak Pedangang Di Taman Kota

[responsivevoice_button voice="Indonesian Female" buttontext="Berita Suara"]

Blambangan Umpu(RWK) – Perbaikan taman yang terjadi di Komplek Pemda Kabupaten Way Kanan diduga menimbulkan polemik tersendiri untuk para pedagangnya. Dugaan polemik ini muncul karena Pilkada yang baru saja selesai beberapa waktu lalu.

Ada salah satu oknum pedagang yang mengatakan bahwa mereka diusir diduga karena mereka memilih pasangan Kepala Daerah yang tidak diusulkan. “Memang rencana perbaikan taman ini sudah dari beberapa waktu lalu, tapi mengapa setelah Pilkada ini mereka baru memulainya? Apa karena Pemilihan Kepala Daerah Kemarin?” jelasnya.

Baca Juga  Pemerintah Kecamatan Negeri Agung Melaksanakan Sosialisasi Covid-19

Lalu ada juga pedagang yang menjelaskan bahwa mereka itu masih diperbolehkan berdagang di tempat sementara yang telah dipersiapkan, tapi tempatnya tidak memungkinkan.

“Kami disarankan berdagang sementara dibelakang gedung itu mas. Kami berdagang di depan ini saja sudah mulai sepi karena Covid, apalagi kalau kami dibelakang sana,” jelas pedagang lain sembari menunjukkan bagian belakang bangunan Dekranasda.

Baca Juga  Memantau Hasil Pembangunan Proyek APBD dan ADD di Dapil 4 Kecamatan Gunung Labuhan

Dipihak lain, ada juga kubu pedagang yang tenang – tenang saja karena dianggap masih bisa tetap berdagang di taman tersebut. “Kami disuruh menunggu beberapa bulan sampai perbaikan ini selesai. Setelah itu nanti kami akan diberikan tempat berdagang yang baru,” terang salah satu pedagang tersebut.

“Tapi yang saya tahu, hanya ada 4 tempat yang disediakan oleh pihak pemerintah. Dan itu hanya untuk para pedagang yang telah lama berdagang di sini,” terusnya.

Baca Juga  Dukung Vaksinasi Massal, Polisi Beri Pengamanan 50 Orang Vaksin di Way Tuba.

Ketika ingin dikonfirmasi dengan pihak Disperindag, tim media tidak bisa menemukan Kadis ataupun Sekdis bahkan Kabid. Kata salah seorang pekerja di Kedinasan tersebut, yang bersangkutan tidak masuk dan bahkan ada yang hanya datang sebentar lalu pulang.

Ketika kami pertanyakan masalah polemik pedagang taman dengan para pekerja Disperindag yang ada, mereka tidak berani memberikan tanggapan. Itu karena mereka merasa bahwa mereka tidak etis untuk memberikan tanggapan perihal hal tersebut. (RWK/AT/WWN)