[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Blambangan Umpu (RWK) – Permainan tradisional yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi di telinga. Permainan ini dikenal dengan nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Ada yang menyebutnya Engklek, Taplak Baju, Ingkling, dan lain sebagainya.
Kabid Olahraga, Rahmat, S. Pd MM menjelaskan saat ini permainan atau olahraga tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak. Banyak faktor penyebab, diantaranya kurangnya pemahaman anak-anak tentang permainan tradisional yang tidak diajarkan oleh lingkungan juga serangan kemajuan teknologi yang membuat anak lebih memilih gadget sebagai wahana bermajnnya.
“Untuk itu, kami di bidang olahraga kembali mengajak masyarakat khususnya para orang tua untuk lebih peduli terhadap tumbuh kembang anak dengan mengenalkan kembali permainan tradisional Engklek yang sudah mulai terkikis oleh kemajuan teknologi,” jelas Rahmat didampingi Kasi Peningkatan Prestasi Olahraga, Gunawansyah, S. Pd dikonfirmasi Radar Way Kanan melalui pesan WhatsAppnya.
Masih menurut Rahmat, untuk menunjang penerapan permainan tradisional tersebut pihaknya sudah memasukkan program tersebut kedalam salah satu Inovasi di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata.
“Harapan kami, dengan kami masukkan kedalam inovasi daerah, nantinya setiap kampung akan menyediakan sarana permainan ini di setiap kantor kampung atau taman bermain. Sehingga dapat memudahkan anak-anak untuk bermain,”ujarnya
Lebih jauh ia menerangkan, permainan atau olahraga tradisional engklek tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak. Karena dapat melatih aspek gerak motorik kasar anak. Beberapa penelitian membuktikan bahwa dengan memainkan permainan ini minimal empat kali, dapat melatih keseimbangan tubuh anak, terutama dalam melompat dengan satu kaki. Selain itu, permainan ini juga dapat menjadi wadah dalam menyalurkan energi anak melalui gerakan-gerakan fisik, sehingga anak-anak dapat mengoptimalkan fungsi dari otot-otot kaki, tangan dan punggung. Melalui permainan, juga dapat melatih ketangkasan dan kecermatan anak seperti dalam ketepatan melempar gaco ke kotak sasaran yang dituju.
“Anak juga dilatih untuk sabar dalam menunggu giliran dan meningkatkan sportivitas serta kejujuran yang dapat dilihat ketika pelemparan gaco tidak tepat di dalam kotak,”katanya
Tidak hanya itu lanjut dia, anak juga dapat diajarkan konsep-konsep matematika dasar. Beberapa konsep matematika yang dapat dikenalkan melalui permainan ini, yaitu bangun datar seperti persegi, persegi panjang dan setengah lingkaran, bentuk angka dan perhitungan, serta konsep pecahan. Jadi, walaupun sederhana, namun banyak hal yang dapat diperoleh dari permainan itu.
Untuk diketahui, permainan Engklek dimainkan dengan hanya memanfaatkan suatu bidang datar yang digambari kotak-kotak dengan pola tertentu menggunakan kapur atau tanah dan juga sebuah gaco berupa lempengan tipis yang dapat terbuat dari pecahan keramik atau batu ceper. Permainan ini dapat dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan, secara individu maupun berkelompok. Beberapa macam pola gambar bidang pada permainan,ada yang berbentuk pesawat, gunung atau baling-baling.
Secara umum, cara memainkan permainan adalah dengan melompat dengan satu kaki pada kotak-kotak yang telah dibuat. Namun, untuk kotak-kotak yang letaknya bersebelahan seperti sayap, pemain tidak perlu melompat dengan satu kaki, melainkan meletakkan kakinya pada kedua kotak tersebut secara bersamaan. Lompatan dilakukan secara berurutan mulai dari kotak yang paling dekat dengan pemain sampai kotak terakhir. Pada awalnya, para pemain akan melakukan suit untuk menentukan giliran. Pemain yang memperoleh giliran pertama akan melemparkan gaconya pada kotak pertama. Gaco yang dilemparkan harus tepat berada di dalam kotak, tidak boleh keluar kotak atau mengenai garis tepi kotak.
Apabila hal demikian. (RWK-W/FJR)