NUGAL TRADISI YANG LAYAK DILESTARIKAN

sosial Budaya0 Dilihat

 Negara Batin RWK, – Dalam rangka melestarikan serta membudayakan kearifan lokal yang ada pada masyarakat Lampung sejumlah warga kampung Karta Jaya Kecamatan Negara Batin bergotong Royong  melukan Nugal Jagung (Menajuk jagung) secara bergotong Royong satu sama lain. Minggu (19/9)

Tradisi Nugal, (Najuk Jangung /Menanam Jagung secara beramai ramai /gotong royong red ), merupakan tradisi / kebiasaan yang telah dilukan sejak lama oleh masyarakat khususnya masyarakat Lampung  Way kanan, dimana biasanya para pelakunya adalah bujang gadis sehingga kerap menimbulkan keriuhan akibat canda canda lucu sebagai penghibur dan penyemangat dengan arahan pemilik kebun atau orang tua mereka.

Baca Juga  Aparatur Kampung Banjar Masin Sukseskan Vaksinasi

“Waktu saya masih bujang dulu ( Belum menikah red ), Nugal ini kerap dijadikan sebagai upaya seorang pria menunjukkan kesungguhannya pada buah hatinya dan keluarganya ( Pacar red ), dengan betuntuk, ( Membantu dengan pamrih mengharapkan kasihnya diterima oleh keluarga pacarnya red ), dimana biasanya yang membantu beroamrih tersebut tidak hanya satu atau dua rombongan, bisa lebih tergantung banyaknya pria yang menyenangi si gadis, tetapi biasanya ada yang secara Back Street, ( Nyamar red ), sehingga terkadang terjadi saing saingan saat Nugal 9 Menanam padi red ), yang ahirnya pekerjaan Nugal tersebut lebih cepat selesai, “ ujar  Tongko Habiburahman, tokoh masyarakat Negara Batin

Baca Juga  Galon Pencegah Corona

Masih menurut Tongko, Proses Nugal biasanya didahului terlebih dahulu dengan pembukaan lahan Pulan(rimba) dengan cara menebas atau membakar lahan, dan sekarang diganti dengan di dozer karena pembakaran lahan sudah dilarang, kemudian membersihkan lahan dari ranting pohon sehingga layak untuk ditanami,

“ lahan yang bersih dari ranting ranting kayu itu perlu agar nanti saat padi dan atau jagung yang kita tanam mudah merawatnya, baik dalam pemupukan dan atau membersihakn rumputnya, kalau tidak pasti Huma ( Kebun padi baru red ) biasanya tidak menghasilkan karena kurang perawatan,” imbuh Tongko Habiburahman,

https://luglawhaulsano.net/4/8420418

Pada tradisi Nugal sendiri biasanya akan dijamu oleh tuan rumah, digubuk ataupun lokasi kebun dengan suasana yang alami, sehingga akan menimbulkan kesan tersendiri, bagi peserta

Baca Juga  Pemerintah Kampung Sunsang Gelar Rapat Ahir SDGs.

 Nugal(Najuk) biasanya dilakukan dengan menggunakan sebatang kayu( tongkat kayu) yang bagian bawahnya sudah terlebih dahulu ditajamkan atau dilancipkan yang berfungsi untuk  membuat lobang pada tanah untuk memasukkan bibit jagung/padi.

Kearifan local merupakan identitas atau kepribadian budaya dari sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar ataupun dari bangsa lain. Hal itu tentunya menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergeseran nilai dari kearifan local.RWK/Ismail/JS