Kampung Rantau Jaya Lestarikan Kesenian Kuda Kepang

sosial Budaya452 Dilihat
[responsivevoice_button voice="Indonesian Female" buttontext="Berita Suara"]

Banjit (RWK)– Upaya melestarikan kesenian tradisional, Paguyuban Seni Kuda Kepang dibawah pimpinan bapak Ridwan dibentuk pada tahun 2019 dan diberi nama Tri mudho lestari.


Kesenian Kuda kepang, selalu disosialisasikan kepada generasi muda di lingkungannya. Hal itu dikatakan Ketua paguyuban seni kuda kepang “Tri mudho lestari”, Ridwan, saat berlatih di kampung rantau jaya kecamatan banjit kabupaten way kanan.

Menurutnya, dengan cara sosialisasi, setidaknya anak-anak muda yang ada di lingkungannya tidak akan melupakan kesenian tradisional, khususnya kesenian kuda kepang, dan dari hasil sosialisasi tersebut, kini para penari di Paguyuban seni kuda kepang “Tri mudho lestari” banyak diikuti oleh anak-anak muda bahkan diantaranya ada yang masih sekolah.

Baca Juga  Angkutan Rakit Bambu, Cara Warga Mengais Rezeki di Balik Musibah Banjir

Kesenian ini sebetulnya sudah hampir pudar, tapi saya berusaha bangkit, dan ternyata mendapat respon dari masyarakat. Untuk di banjit sendiri Alhamdulillah masih banyak digemari, terutama di daerah rantau jaya, Ridwan mengatakan, anak-anak paguyuban seni kuda kepang “Tri mudho lestari” biasanya sering tampil dalam acara hajatan. Karena, masyarakat di wilayah rantau jaya rata-rata nanggap kesenian kuda kepang saat menggelar hajatan, baik khitanan maupun nikahan.

Baca Juga  PKK Kampung Pakuan Sakti Sosialisasikan Prokes

Ridwan menambahkan, selain belajar seni tari, anggota mudanya juga dilatih seni gamelan, sehingga mereka mampu menguasai tarian dan musiknya.

https://luglawhaulsano.net/4/8420418

Ridwan menuturkan bahwa kesenian kuda kepang ini salah satu warisan leluhur kita yang harus dilestarikan. Tarian kuda kepang merupakan kombinasi antara budaya Jawa dan Sunda. Untuk itu, saya berharap generasi muda, khususnya di lingkungan kami, umumnya semua generasi muda di kecamatan banjit, ikut membangkitkan dan melestarikan kesenian tradisonal, jangan sampai hilang. Beliau mengaku khawatir, maraknya budaya-budaya dari luar lambat laun dapat mengikis kecintaan generasi muda terhadap seni budaya daerahnya sendiri. Jika tidak diingatkan sekaligus diperkenalkan sejak dini, maka seni budaya lokal akan tersingkirkan, tutupnya.RWK/HABIBI A.P