Puluhan Hektar Sawah Di Karta Jaya Mengering

sosial Budaya3 Dilihat

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]

Negara Batin- RWK.– Puluhan Hektar sawah di Kampung Kartajaya Kecamatan Negara Batin Way Kanan, mengalami kekeringan, yang disebabkan semakin menurunnya debit air Way Hanibung, sementara untuk menyedot menggunakan mesin penyedot air petani tidak kuat menanggung biayanya yang besar, sehingga tanaman padi mereka yang saat ini berumur 1,5 bulan, terancam gagal panen.

“ Dimasa Pandemi seperti ini, kami sangat berharap dengan keberhasilan tanaman padi yang kami tanam, akan tetapi alam berkehendak lain, way hanibung yang kami andalkan untuk mengaliri sawah kami yang kami buat secara swadana dengan membendung Way Hanibung dengan pasir dan mengalirkannya dengan bambu debit air menurun, sehingga sawah kami mulai menguning akibat kekurangan air, kalau dalam 2 -3 hari ini tidak juga turun hujan dapat saya pastikan tanaman padi ( Sawah red ) akan mati, karena untuk menyedor air dengan menggunakan mesin hal yang tidak mungkin sebab biaya sewanya sangat mahal belum untuk beli bensinnya padahal ditempat kami ini kemarau baru seminggu, apalagi kalau lebih dari itu,” ujar Ismail pemilik sawah.

Poto ISMAIL pemikik sawah yang kekeringan.


Hasil pantauan Media ini masih didapati beberapa petani yang berupaya menyelamatkan tanaman padi mereka dengan menyedot air dari Way Hanibung dengan menyewa mesin Rp. 150 dalam sehari.

Baca Juga  Dipa cakmu


“Saya sudah coba menyedot air dari sungai Hanibung, dengan mesin sewa, ternyata butuh biaya sangat besar dimana 1 liter bensin hanya mampu menyedot selama 2 jam, itu belum mampu mengairi 10 hektar sawah yang saya miliki , dan biasanya besok paginya air sudah kembali mengering, harga bensin ditempat kami ini mencapai Rp. 11.000/liter, bayangkan kalau semingga saya menyedot air 3 kali dimana dalam sehari dibutuhkan biaya lebih dari Rp.250,000 berapa biayaa yang kami keluarkan untuk mempertahankan tanaman padi kami biar tetap hidup,” ujar Andre yang menambahkan bahwa padi yang ia tanam itu akan panen setelah berusia 3 bulan, dan saat ini baru berusia 1,5 bulan.

Baca Juga  Sudah Divaksinasi Dosis 1, Camat Pakuan Ratu dan Negeri Besar Terima Vaksin Dosis 2


Pernyataan Ismail dan Andre dibenarkan oleh Kemis petani lainnyaa, dimana Kemis mengaku sangat heran, karena dizaman sekarang ini, kemarau baru beberapa hari saja sudah tak ada air. Padahal tahun-tahun sebelumnya meski kemarau air masih cukup walau giliran.


“ banyak kawan kawan yang lain ( petani lain di desa Kartajaya red ), yang lebih memilih membiarkan tanaman padi mengering daripada harus menggunakan pompa karena harus mengeluarkan biaya tambahan, jadi daripada berharap akan hal yang tidak pasti lebih baik uang itu digunakan untuk beli beras sekarang, untuk itu kami berharap agar pemerintah dapat membantu kami memperbaiki DAM ( bendungan air hanibung red ) yang selama ini menjadi andaklan kami untuk mengairi sawah. Yanag sudah rusak , sementara irigasi yang dibuat pemerintah belum menjangkau lokasi dan sekarang juga kondisinya sudah rusak parah” Ujar Kemis. RWK I / Andre