[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Pakuan Ratu RWK, – Umat Hindu Kampung Karang Agung Kecamatan Pakuan ratu Kabupaten Way Kanan, selalu melakukan ritual pensucian diri sebelum mengikuti prosesi sembahyang yang dinamakan penglukatan atau pensucian diri dengan air suci. Seperti yang terlihat sebelum mengikuti prosesi seperti acara purnama ini di pure deso, pada Minggu (22/8/21), ini.
Umat Hindu melakukan prosesi penglukatan dengan membungkukan badan menerima cipratan air suci dari Mangku adat mangku serati dan mangku mangku lain nya.?
Menurut mangku serati dan Mangku mangku lain nya, melukat atau penglukatan merupakan bagian dari pelaksaan pembersihan diri yang memiliki tujuan untuk menyucikan pribadi secara lahir dan batin Bagi mental dan jiwa. Penglukatan adalah penyucian segala bentuk hal negatif dalam tubuh berupa dosa-dosa baik berasal dari sisa perbuatan terdahulu atau dari perbuatan hidup saat ini.

“Sebelum melakukan ritual sembahyang bersama, harus dibersihkan dulu, caranya diciprati air yang sudah disucikan,” katanya kepada Awak media radar way kanan,
Menurutnya, umat hindu perlu melakukan penglukatan untuk mendekatkan diri dengan yang Maha Suci. Saat penglukatan, peserta sekaligus berdoa untuk kesucian dirinya.
Jadi ada banyak acara-acara keagamaan di umat Hindu, ini salah satunya. Berdoa dan bersyukur dengan adanya bulan purnama yang indah ini,” terang Erni warga sekitar yang ditemui usai menggelar upacara purnama dan prnglukatan oleh para mangku yang bada di kampung tersebut.
Pada umumnya di kalangan umat Hindu, sangat meyakini mengenai rasa kesucian yang tinggi pada hari Purnama, sehingga hari itu disebutkan dengan kata ”Devasa Ayu”.
“Oleh karena itu, setiap datangnya hari-hari suci yang bertepatan dengan hari Purnama maka pelaksanaan upacaranya disebut, ”Nadi”. Tetapi sesungguhnya tidak setiap hari Purnama disebut ayu tergantung juga dari Patemon dina dalam perhitungan wariga,” imbuh nya’
Dijelaskan, kata Purnama sendiri berasal dari kata “purna” yang artinya sempurna. Purnama dalam kamus umum Bahasa Indonesia berarti bulan yang bundar atau sempurna (tanggal 14 dan 15 kamariah).
“Pemujaan dimaksudkan saat purnama ini ditujukan kehadapan Sanghyang Candra, dan Sanghyang Ketu sebagai dewa kecemerlangan untuk memohon kesempurnaan dan cahaya suci dari Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam berbagai wujud Ista Dewata. Biasanya pada hari suci purnama ini disebutkan umat Hindu menghaturkan Daksina dan Canang Sari pada setiap pelinggih dan pelangkiran yang ada di setiap rumah,” pungkasnya. (RWK/ M. Azhari.)