Kenaikan Harga Pestisida Dikeluhkan Petani

Pemerintahan0 Dilihat

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]

Negeri Besar RWK, – Petani Padi, Singkong Serta Sawit, diwilayah Kecamatan Pakuan Ratu, Negara Batin dan Negeri Besar Kabupaten Waykanan saat ini mengeluhkan mahalnya harga obat Pembasmi Rumput atau pestisida. Kenaikan harga tersebut terjadi sejak beberapa waktu terakhir. Karena harganya naik, pengeluaran petani semakin bertambah. Padahal, harga jual Dari Komoditas tersebut tidak Stabil

Warsini (32), seorang petani Padi asal Kecamatan Negara Batin mengaku turut terkena dampak kenaikan harga pestisida. Sejak harga pestisida naik, ia terpaksa merogoh kocek tambahan hingga Rp 50.000 dalam satu kali penyemprotan pestisida.

“Saat ini Sudah sering hujan,Tentunya kita ektra dalam perawatan supaya Tidak Bongkor. Dan dijaga agar tidak tetserang Hama ,Di satu sisi harga obat (pestisida, red) dan pupuk terus naik. Padahal harga Padi/Gabah Murah,” katanya, Minggu 7/11

Baca Juga  Jemput Anak Mondok Guru Ngaji Tewas di Begal

Menurutnya, kenaikan harga pestisida ini sudah terjadi sejak sekitar 2 Bulan lalu. Kenaikannya terjadi secara bertahap. Saat ini, untuk beberapa obat pestisida sudah mencapai harga Rp 145.000 per Liter untuk isi kemasan 1 Liter . Dalam satu kali penyemprotan pestisida ini, Warsini setidaknya memerlukan 2 sampai 3 liter untuk 2 jenis obat pestisida Pembasmi Rumput

“Saya menggunakan setidaknya 2 jenis obat pestisida. Masing-masing 2 Liter untuk Satu kali penyemprotan. Bisa dihitung berapa pengeluaran saya selama Satu kali panen terangnya.

Baca Juga  Kejar Target, Kampung Tanjung Rejo Lakukan Vaksinasi Door To Door

Hal senada diungkapkan Hj. Aisyah (65), seorang petani Sawit asal Kecamatan Negeri Besar . Menurutnya, harga pestisida sebelumnya adalah Rp 70.000 per Liter Jenis Gramaxon
Sekarang Mencapai Rp. 90.000 Menurutnya Obat-obatan Sekarang serba mahal. Kalau tidak Disemprot Rumput dalam kebun Sawit Tersebut pasti  akan penuh ditumbuhi rumput Liar serta buah yang kurang maksimal. Ya terpaksa, mau tidak mau, saya harus mengeluarkan biaya tambahan.

Para petani, berharap ada perhatian dari pemerintah pusat ataupun daerah untuk mengatasi kenaikan obat-obatan Sejenis Sestemik, Gramaxson.Randaup,Bionasa dan lainnya, campur tangan pemerintah diharapkan bisa mengendalikan harga untuk komoditas pertanian. Sebab, sebagian besar para petani di Kecamatan Pakuan Ratu, Negara Batin dan Negeri Besar menggantungkan hidup dari sektor usaha pertanian.

Baca Juga  Lah Kasus Ini Kok Senyap

Selain petani, kenaikan harga pestisida juga dirasakan dampaknya oleh penjualnya. H. Mamik (50), seorang penjual pestisida diKecamatan Negeri Besar ,Dia mengatakan, kenaikan harga pestisida Membuatnya kaget.

“Memang ada pengaruh ke omzet. Turun sekitar 15 persen. Akibat berkurangnya daya beli Petani terhadap obat-obatan tersebut.
Menurutnya masyarakat agak sedikit syok dengan kenaikan harga obat-obatan pertanian tersebut Sebelum mengalami kenaikan .RWK/JS