HARGA KEMBALI TURUN, PETANI SINGKONG KEMBALI MERANA

sosial Budaya0 Dilihat

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]

 Negeri Agung RWK,-Harapan petani singkong di Kecamatan Negeri Agung untuk mendapatkan hasil penjualan yang lebih tinggi dari hasil panen perkebunan mereka kandas. Bahkan sejumlah petani memilih bertahan untuk tidak memanen singkongnya, meski sudah melebihi usia panen. Anjloknya harga bahan baku tepung ini menjadi penyebab utamanya.

https://luglawhaulsano.net/4/8420418

Kondisi ini sangat dikeluhkan, dan membuat para petani singkong menjadi cemas. Sebab, mereka terancam rugi dengan harga singkong yang saat ini hanya di kisaran Rp890/kg tersebut dengan potongan rafaksi 10 persen. Sebagian besar petani singkong menganggap, harga tersebut sangat minim dan dan tidak sesuai.

Baca Juga  Sayang warganya, Sugeng Riyadi lakukan penyemptrotan

“Kita sebagai petani singkong sangat terpuruk dengan harga singkong sekarang ini mas. Biasanya harga bisa di atas Rp1.000/kg, tapi sekarang hanya sekitar Rp890/kg. Itupun harga kotor, sebab masih harus dipotong upah kuli, dan biaya transportasinya dan rafaksi 10 persen minimal,”ungkap Ageng (19), warga Kampung Bandar Dalam, Kecamatan Negeri Agung,Sabtu (9/9).

Menurutnya, jika harga singkong tidak ada kenaikan bahkan semakin terjun bebas, maka para petani singkong akan semakin terpukul. Terlebih bagi mereka yang hanya menggantungkan pendapatannya dari hasil panen singkong.”Jangankan dapat untung, bisa kembali modal saja sudah bersyukur. Apalagi ditambah kondisi saat ini, kita sedang dilanda Covid-19, sangat sulit untuk mendapatkan rupiah karena kondisi ekonomi yang memang lagi terpuruk,”keluhnya Ageng.

https://luglawhaulsano.net/4/8420418
Baca Juga  4 Balon Kakam Tanjung Sari Siap Berkompetisi

Dia pun berharap Pemkab Way Kanan bisa segera memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tersebut, sebab peran pemerintah  dalam mengendalikan harga singkong sangat dibutuhkan, sehingga petani tidak merugi.”Saya berharap pemerintah bisa memperhatikan petani singkong, dan secepatnya bisa memberikan solusi agar harga singkong naik sesuai harapan petani,”tandasnya.

Tyok (32), yang juga petani singkong, lebih memilih untuk menunda panen, sebab menurutnya akan rugi jika dipaksakan.”Punya saya ini sudah berusia 7 bulan lebih. Ya saya biarkan saja apa yang bakal terjadi pada tanaman singkong saya ini. Mau gimana lagi, harganya tidak sesuai dan jauh dari harapan kami sebagai petani singkong. Yang jelas, hitungan saya sangat rugi kalau dipanen sekarang,”singkatnya Tyok.RWK/A.Said