Blambangan Umpu.RWK- Dua hari belakangan Jagat Maya Way Kanan, dihebohkan dengan pemberitaan di Beberapa Media Online yang memuat tentang adanya dugaan pelecehan yang dilakukan oleh Mazda Yulita , Anggota DPRD Way kanan dari Fraksi Partrai Gerindra pada saat pelaksanaan Jaring Asmara di Gedung Serba Guna Kecamatan Banjit Selasa kemarin ( 2/6), dihadapan Ratusan Pasang mata pejabat Kecamatan, Kampung dan tokoh masyarakat serta beberapa Anggota DPRD Way Kanan yang juga hadir saat itu, Mazda diduga dengan lantang menyatakan Coba Wartawan yang duduk dibelakang jangan hanya berani ngurusi proyek yang ecek ecek, dibawah Rp 200 Juta, akan tetapi tidak berani mengurusi Proyek beaar yang nilainya Milyaran Rupiah.
“ Coba Wartawan yang duduk dibelakang itu jangan hanya mengurusi proyek yang ecek ecek nilainya di bawah Rp 200 juta akan tetapi coba jika berani urusi ptroyek besar yang nilainya Milyaran Rupiah,”Ujar Srikandi Gerindra di DPRD Way Kanan yang kembali terpilih dalam Pileg lalu untuk jabatan yang kedua kalinya.
Pernyataan Mazda tersebut tentu saja memicu kemarahan bagi para wartawan yang merasa direndahkan, apalagi mirisnya saat Maza dikonfirmasi tentang Proyek yang katanya Miltaran tersebut ia tidak mau menyebutkannya, padahal sudah melakukan pengawasan terhadap semua pelaksanaan pembangunan sudah melekat dan menjadi salah satu Tupoksi seorang Anggota DPRD.
“Sebagai seorang Anggota Dewan tidak seharusnya Ia ( Mazda red ) melontarkan pernyataan seperti itu, karena kalau bicara pengawasan dan Kontrol itu jelas tugas itu melekat dengan dirinya, seharusnya selaku wakil rakyat justru ia mensponsori pengawasan bukan menyalahkan wartawan, hayo sekarang kalau beliau berani dimana salah proyek Milyaran rupiah itu, kta angkat bareng bareng, pasti semua media akan siap mendukung beliau,” ujar Hi.Hermansyah SH Ketua DPC PJS ( Pro Jurnalis Media Siber red ) Way Kanan.
“apa yang disampaikan Bu Masda Itu, itulah yang dikatakan orang “ lepas tangan “, semestinya aman, tetapi dia malah berkomentar seakan melecehkan wartawan, karena itu apapun bentuknya kami dari PJS Way Kanan meminta Beliau meminta maaf secara resmi melalui Pimpinan DPRD Way Kanan, karena acar itu juga acara resmi, sesuai juga sudah lama sepertinya DPRD Way kanan itu tidak bersilaturahmi dengan Wartawan ,” tegas Hermansyah .
Masih menurut CEO Radar Lampung Media Gruop di Way kanan tersebut, apa yang dilakukan oleh Mazada Yulita itu jika dibiarkan akan menjadi preseden buruk kedepannya, karena kapasitas Masda Yulita saat menyampaikan statemen tersebut menyandang Wakil Rakyat, dan di hadapan audensi.
“Bukan mainan atau guyonan saat Masda myampaikan itu, tapi dalam sebuah ruangan yang dihadiri pejabat dan auden ramai. Tidak pantas seorang wakil rakyat ngomong seperti itu,” katanya.
Jika ada sentimen pribadi, kata Hermansyah, sebut saja orangnya, jangan bawa nama profesi. Karena wartawan saat bertugas juga meiliki dasar yang jelas dan kuat sama dengan Anggota Dewan yakni berdasarkan Undang Undang, dan jangan semua wartawan disama ratakan,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi Sore ini, Mazda Yulita membantah apa yang ditulis Jurnalis di Banyak media tersebut, karena menurut Mazda apa yang ia katakan itu untuk menjawab pertanyaan seorang Anggota BPK ( Badan Perwakilan Kampung red ), dari Kampung Bali yang mengeluhkan masalah perehaoan Irigasi yang menggunakan anggaran cukup besar akan tetapi justru hasinya banyak merugikan masyarakat, bukan menguntungkan,
“ Yang ditulis Media itu sudah menyimpang dari kontek yang sebenarnya, dan ini veripikasi dari saya, dimana saat itu saya sebenarnya menjawab pertanyaan seoarang BPK dari Kampung Bali, yang mengeluhkan masalah perehapan irigasi yg menggunakan anggaran yang cukup besar, teryata hasilnya banyak merugikan masyarakat, banyak irigasi yang bocor, yang airnya tidak bisa mengalir ke persawahan, termasuk sawah saya yang juga tidak bisa ditanam padi akhirnya sampai sekarang Cuma bisa tanam jagung, karena airnya tidak ada,” terang Mazda.
Masih menurut Mazda, kejadian tersebut terjadi karena lemahnya pungsi pengawasan, padahal pekerjaan proyek yang cukup besar itu bisa di awasi, di kontrol oleh Kepala Kampung, masyarakat dan media, agar Proyek tersebut tidak merugikan masyarakat, dan hendaknya rekan media jangan mengurusi proyek yang nilainya kecil cuma Rp. 200 juta saja, .seharusnya proyek yg besar yang harus diawasi dan dikontrol.
Pernyataan Mazda tersebut seolah-olah lepas tangan atas apa yang ia sampaikan, menuai padahal tupoksinya selaku Anggota DPRD juga adalah melakukan pengawasan, dan ia sendiri selaku Anggota DPRD Way kanan tidak menjawab saat ditanyakan proyek yang bernilai Milyaran tersebut proyek apa dan milik siapa. RWK/WEN