Radarwaykanan.com, Pakuan Ratu, – Petani singkong di Kabupaten Way Kanan tengah menghadapi dilema yang serius. Di wilayah Dapil 3 (Kecamatan Pakuan Ratu, Negara Batin dan Negeri Besar) misalnya, sejumlah pabrik tapioka yang sebelumnya menjadi tempat utama penjualan singkong kini menutup operasionalnya, menyebabkan tanaman yang tidak segera dipanen terancam busuk.
Para petani merasa terjebak dalam situasi sulit. Banyak pabrik yang menghentikan pembelian singkong untuk waktu yang belum dapat ditentukan. Salah satunya yaitu Pabrik singkong yang ada di Kecamatan Pakuan Ratu CV. Gajah Mada Internusa menjelaskan bahwa alasan penutupan ini adalah saat ini stok yang ada di gudang mereka sangat melimpah dan tidak memungkinkan untuk menerima singkong dalam waktu dekat ini.
“Untuk sementara pabrik dan semua lapak kita masih tutup sejak tanggal 1 dan belum bisa menerima singkong, karena gudang penuh, sementara tapioka belum bisa keluar juga, ” Tutur Ko Pimping Manager CV. Gajah Mada Internusa.
AR, seorang petani singkong di kampung Pakuan Ratu menyebutkan tahun ini sebagai yang terburuk bagi para petani singkong. Menurutnya, sejak harga maupun aturan terkait harga jual beli singkong di tetapkan, tetap saja saat ini petani “kecil” masih dirugikan”Dari aturan yang saat ini sudah disepakati, petani “Kecil” masih dalam keadaan dilema, harga yang menjadi patokan memang sudah cukup menggiurkan, tetapi disisi lain dalam keadaan mendesak kami tidak dapat menjual singkong dengan cepat, karena saat ini kadar acilah yang menjadi penentu harga itu. Dan pada saat waktu panen tiba, kamipun masih harus menghadapi keadaan seperti saat ini. Dimana, pabrik penuh dan belum dapat menerima singkong. Hal ini juga membuat kami bingung kemana kami akan menjual singkong kami. Jika dijual keluar daerah tentunya ini memerlukan biaya yang tidak sedikit pula, dengan singkong yang tidak seberapa luas tentunya ini membuat kami berpikir ulang, ” tuturnya.RWK/JONI