Way Kanan (RWK) – Para petani karet di Kabupaten Way Kanan, kembali bergairah menggeluti usaha perkebunan karet setelah harga di tingkat penampung naik hingga menembus Rp.8.000 per kilogram. Selasa (03/11).
“Kenaikan harga karet itu tentu cukup senang, karena sebelumnya Rp3.500 per kg,” kata Dodo, (40) tahun, petani karet di Desa Bandar Dalam, Negeri Agung, Kabupaten Way Kanan.
Menurutnya, Petani karet kini cukup bergairah setelah harga naik di tingkat penampung Rp. 8.000 per kilogram, Setelah harga membaik, petani kembali merawat perkebunan karet yang sempat ditinggalkan tanpa perawatan, juga ada yang ditebang akibat harga anjlok hingga hanya Rp3.500 per kg beberapa bulan lalu.
“Kami hari ini menggarap kebun karet seluas 1 hektare dengan produktivitas mencapai 5 kuintal per bulan. Jika dijual dengan harga Rp8.000 bisa menghasilkan pendapatan Rp 4 juta per bulan,” kata Dodo.
Dodo, menceritaka sangat lega dan senang setelah harga di pasaran melonjak sehingga dapat menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, Sebelumnya, petani karet dapat melaksanakan ibadah haji ke Mekkah, membangun rumah, menyekolahkan anak ke perguruan tinggi, dari hasil pertanian karet.
“Namun, beberapa tahun terakhir harga karet anjlok sampai Rp3.000–Rp3.500 per kg, sehingga banyak petani beralih usaha sebagai pedagang dan buruh bangunan, “jelasnya.
Selain itu, banyak pohon karet ditebang untuk ditanami singkong dan jagung dengan alasan perkebunan karet tidak menjadikan andalan pendapatan ekonomi masyarakat, “Kami tentu cukup gembira harga karet naik dan dipastikan perkebunan karet seluas dua hektare bisa menjadikan andalan ekonomi keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Ridwan, (35) tahun, seorang penampung karet dikecamatan baradatu mengatakan saat ini harga karet berbentuk lump mencapai Rp8.000 per kilogram dan karet berbentuk sheet Rp20.000 per kilogram.
Harga karet itu, kata dia, terus naik dibandingkan dua pekan lalu, sehingga petani bergairah kembali untuk merawat dan mengembangkan areal perkebunan karet itu.
Kenaikan harga karet tersebut karena adanya intervensi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membantu petani di tengah pandemi Covid-19. Oleh Kementerian PUPR, karet petani nantinya dijadikan bahan campuran aspal untuk pembangunan jalan,”Kami menampung karet itu dipasok kembali ke pabrik dengan bentuk sheet,” katanya.
Sementara itu, menurut pantauan Radar Way Kanan
petani karet di Way Kanan hampir tersebar di 15 kecamatan dan cukup besar dalam menyumbangkan perekonomian masyarakat pedesaan dan dapat mendorong petani agar meningkatkan produktivitas dengan dilakukan peremajaan, karena saat ini kebanyakan perkebunan karet sudah usia tua sehingga berdampak produksi juga kualitas.
Terpisah pemerintahan Kabupaten Way Kanan
Dalam dialog Pjs. Bupati Way Kanan, Ir. Mulyadi Irsan, M.T memimpin Terkait Pengembangan Komuditi Karet antara Petani dan Pihak Industri, beberapa Pekan lalu. Yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait hadir pada kegiatan tersebut, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ir.Kussarwono, M.T, Kadis Perkebunan, Arifin, S.Sos, Kadis Indag, Imanto, S.H., M.M, Kadis Koperasi, Edwin Bavur, S.Sos, S.S, Kadis LH, Dwi Handoyo Retno, S.E., M.M, dan Kadis TPHP, Ir. Maulana M, M.AP serta dari pihak petani karet dan industri karet.
Pjs Bupati Way Kanan Pada Diaglognya membahas terkait kualitas karet yang baik yang akan dibeli dengan harga layak.
Dari Pihak Petani karet mengingkinkan harga yang memadai dan siap mengikuti standar yang di inginkan pihak Industri Karet dalam hal ini adalah PT. Mardec Siger Way Kanan
Pada Sekempatan tersebut Pemerintah Kabupaten Way Kanan siap menjembatani antara petani karet dan pihak industri pengolahan karet. dalam hal ini mardec dan pihak industri lainnya siap untuk mengadakan pembinaan kepada para petani karet.
Pemerintah Kabupaten Way Kanan juga menegaskan agar dapat menindak lanjuti dengan kegiatan yang dilapangan dengan membentuk pokja dan kerjasama antara petani karet dengan pihak industri pengelolahan karet.RWK/Awal