Radar Waykanan.Com
Negara Batin, – Pembangunan Jembatan Way Purwa Agung IV dan III Dikeluhkan, Jembatan Alternatif Berpotensi Bahayakan Pengguna Jalan
Tokoh pemuda Kecamatan Negara Batin, Ali Said, menyayangkan pembangunan jembatan Way Purwa Agung IV yang berlokasi di Kampung Purwa Agung. Proyek senilai milyaran Rupiah yang didanai dari APBD tahun 2025 ini dinilai menghambur-hamburkan anggaran, namun pembuatan jembatan alternatifnya justru tidak layak pakai dan membahayakan pengguna jalan.
“Pembangunan jembatan Way Purwa Agung IV ini seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat, namun kenyataannya jembatan alternatif yang dibuat justru membahayakan,” ujar Ali Said. “Dana APBD yang seharusnya digunakan untuk pembangunan berkualitas, malah terkesan sia-sia karena jembatan alternatifnya tidak layak.”
Ali Said menambahkan, dirinya sudah mengingatkan pihak pekerja di lapangan bahwa jembatan alternatif yang dibangun kurang tinggi serta cara pemasangan bronjongnya tidak benar. Namun, tidak ada respons dari para pekerja maupun pengawas di lapangan. “Proyek ini tidak jelas siapa CV pelaksana serta CV mana yang menjadi konsultan pengawasnya. Lebih parah lagi, papan informasi terkait proyek jembatan Way Purwa Agung IV ini tidak ada, hal ini juga terjadi di jembatan Way Purwa Agung III, seperti sengaja mereka sembunyikan,” tegasnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Kepala Kampung Purwa Agung, Ansori. Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengetahui secara gamblang siapa pelaksana kedua proyek jembatan tersebut. “Sampai hari ini saya tidak pernah bertemu dengan mereka,” ujarnya. “Namun, sudah beberapa kali saya sampaikan kepada pekerja di lapangan serta mandor yang ada bahwa pembangunan jembatan alternatif ini tidak layak dilintasi. Jangankan untuk kendaraan bermuatan 8 sampai 10 ton, kendaraan kosong pun tidak berani melintas.”
Ansori menambahkan, “Pemasangan bronjong asal jadi, kultur timbunan juga tidak diperhatikan, penimbunan asal jadi tanpa pemadatan. Sementara ini kan jalan alternatif utama, artinya semua kendaraan yang mau menuju Bandar Lampung baik itu dari Pakuan Ratu, Negara Batin, Bahuga, Buay Bahuga, bahkan dari Belitang pun melintas di sini. Sampai hari ini apa yang saya sampaikan kepada pengawasan serta kepala pekerja seperti tidak digubris.”
Lebih lanjut, Ansori menyoroti kurangnya pengawasan dalam proyek ini, sehingga kualitas pekerjaan menjadi buruk dan berpotensi menimbulkan kecelakaan. Ia berharap pihak terkait segera turun tangan untuk memperbaiki jembatan alternatif tersebut agar aman digunakan oleh masyarakat.
Berdasarkan pantauan awak media di kedua lokasi proyek, pembangunan jembatan Way Purwa Agung IV baru hari ini memasang papan informasi secara dadakan, padahal tanggal kontrak sudah sejak 23 Juni 2025. Pelaksana proyek tersebut adalah CV. Puncak Karya Bersama dengan Nomor kontrak 01/KTR/JBT/PGT-WPA4/V.03/VI/2025 dengan nilai Rp. 1.477.000.000 dan masa kerja 120 hari, dengan konsultan pengawas CV. Jasa Teknik.
Sementara itu, di jembatan Purwa Agung III tidak ditemukan satu informasi pun di lapangan mengenai siapa pelaksana dan CV mana yang mengawasi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah daerah terkait keluhan tokoh pemuda dan kepala kampung ini. Masyarakat berharap agar suara mereka didengar dan ada tindakan nyata untuk memperbaiki kondisi jembatan alternatif Way Purwa Agung IV dan III. RWK/JONI