Lebaran Usai, harga Sawit Drop

Umum2 Dilihat

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]

Negeri Besar RWK, – Petani sawit di wilayah Negeri Besar, Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung , mengeluhkan harga beli tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa sawit (PKS) terjun bebas.

Salah seorang petani sawit, Dul (25) mengaku saat ini pihak pabrik membeli TBS seharga Rp 1.500 per kilogram paling tinggi.

“Sekarang sawit petani cuma dibeli Rp 1.500, bahkan ada yang Rp 1.200. Sebelumnya kan Rp 3.000 lebih,” akui Dul kepada Radar Waykanan melalui keterangan langsung, Sabtu 14/5.

Penurunan harga TBS ini juga tidak sebanding dengan total biaya yang dikeluarkan oleh para petani sawit. Setiap dari satu kilogram TBS, biaya produksinya bisa mencapai Rp 1.200-1600 Dan jika harga jualnya di angka Rp 1.500 itu artinya kan para petani juga mengalami kerugian .

https://luglawhaulsano.net/4/8420418
Baca Juga  Starlink Tembus Desa: AKCON dan SKYLINK Percepat Akses Internet di Daerah Terpencil

Bukan hanya itu saja bahwa ketidakpastian lainnya juga yakni Pabrik Kelapa Sawit atau PKS sekarang ini mulai membatasi menerima TBS petani swadaya. Bahkan juga sampai ada yang sama sekali tidak ingin mengambil TBS.”Tutur Dul kepada Radar Waykanan

Dua pekan yang telah berlaku bagi larangan Crude Palm Oil atau CPO rupanya telah membuat kondisi harga tandan buah segar atau TBS dari petani sawit swadaya belum juga beranjak normal, bahkan sekarang dianggap harganya makin anjlok.

Baca Juga  Usai Coreti Dinding Kantornya ‘Sarang Pungli’ dan 'Sarang Korupsi', Polisi Ini Dimasukkan RSJ

Akibat dari ketetapan Presiden Jokowi pada 28 April 2022 membuat sejumlah PKS mengalami penurunan harga beli TBS dintingkat Petani.

“Dul juga menjelaskan bahwa sawit berbeda dengan karet. Jika sawit tidak dipanen akan membusuk dan menyebabkan keracunan bagi pohonnya. Jika kebijakan ini dipertahankan, efeknya kebun kelapa sawit petani tidak terurus dan tidak akan panen.”

Dari permasalahan yang timbul,kebijakan larangan CPO tidaklah efektif guna menurunkan harga minyak goreng yang malah membuat kerugian bagi petani sawit, pekerja dan perusahan.

Kita Petani Sawit khususnya mohon kepada presiden untuk mencabut kembali kebijakan ini dan jangan berlama- lama. Cukup sudah jika memberi pelajaran kepada perusahaan tidak taat kepada permendag tentang aturan CPO dan DMO yang 20 persen itu.”Tutupnya.

Baca Juga  Hari Kedua Porprov,Cabor Sambo Persembahkan 1 Medali Emas

Dihubungi. Melalui pesan whatsapp, Lapak Sawit yang berada di kampung Serupa Indah Kecamatan Pakuan Ratu tidak Memberikan jawaban sampai dengan berita ini diterbitkan.

Sementara Lapak Sawit yang berada dikampung di Negeri Jaya kecamatan Negeri Besar dihubungi malaui sambungan telepon memberikan keterangan
“untuk hari ini harga Sawit sudah mengalami kenaikan menjadi RP. 2000,Namun ini bukan harga yang pasti karena masih fluktuatif.RWK/JONI