[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Baradatu .- Rwk – Warga Kampung Sukosari Kecamatan Baradatu Kabupaten wayakanan, mengeluhkan bau limbah pengolahan getah karet yang mencemari Sawah dan lingkungan sekitar diduga akibat lapak karet yang membuang limbah ke Sawah setempat, oleh karenanya nya masyarakat berharap pihak yang berkepentingan dapat melakukan penertiban.

‘ suasana ijni benar bebar sudah tidsk nyaman, kami mendesak Dinas lingkungan Hidup melalui tim Kecamatan segera menindak atau melakukan penutupan lapak-lapak nakal yang membuang limbah pengolahan getah karet ke bantaran di sawah induk di Kecamatan Bardatu karena diduga telah melakukan pencemaran lingkungan mirisnya lapak lapak tersebut diduga belum.memiliki izin ” ujar Dhendi ramadona.
.
Pernyataan Dendi dibenarkan ibu Tatik yang menyatakan pemilik lapak sudah kerap ditegur oleh Kepala Kampung dan masyarakat tapi masih saja para pelapak masih membandel
” .saya juga pun pusing pak karena Baunya limbah karet itu , apalagi saat kemarau baunya lebih menyengat kadang saat pelanggan saya membeli Mia ayam bertanya bau apakah ini terus saya jawab Bau limbah karet punya warga.” Ujar Tatik penjual mi ayam.
Selain menimbulkan bau tak sedap, lapak karet yang dibuka warga di Kecamatan Bardatu itu diduga tidak memiliki kolam penampungan limbah, sehingga limbah karet tersebut membanjiri area sawah warga dan menimbulkan bau tak sedap.
Masyarakat telah melaporkan kepada Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD) Kabupaten wayakanan tentang adanya pencemaran udara berupa bau busuk dari lapak Namun, menurut warga, laporan tersebut belum ditindaklanjuti oleh dinas terkait.
“Sejauh ini kami telah melaporkan masalah pencemaran ini ke dinas terkait namun tak kunjung direspons, dan hingga saat ini bau busuk menjadi ciri khas kampung Suko Sari Karya ,” ujar warga desa setempa tidak ingin disebutkan namanya.
Mirisnya , salah satu pemilik lapak di Kampung Suko Sari membenarkan bahwa dirinya kerapkali membuang limbah ke bantaran aliran sawah warga setempat. / RWK / DHENDY