Gunung Labuhan (RWK),- Ditengah keresahan lonjakan covid-19 di Kabupaten Way Kanan, masyarakat juga resah akibat langka dan tinggi nya harga minyak goreng.
Sedikitnya, kementerian perdagangan telah dua kali mengeluarkan kebijakan terkait penerapan satu harga minyak goreng Rp.14.000 per liter dan memastikan kecukupan stok hingga 6 bulan setelah dikeluarkannya kebijakan tersebut.
Namun, pernyataan itu hilang begitu saja terbawa angin, diduga akibat tidak adanya ketegasan pihak terkait dalam memberikan sanksi bagi pelaku usaha perdagangan yang melanggar ketentuan (penimbunan minyak goreng serta menerapkan harga minyak goreng yang tinggi).
Saat dikonfirmasi, salah satu pedagang (warung) di Kampung Bengkulu Jaya, Masini mengatakan minyak goreng memang langka namun dirinya tetap memiliki stok yang dijual untuk masyarakat setempat.
“Masih ada beberapa kemasan yang tersedia, kemasan 1kg Rp30.000 dan 2kg Rp60.000 artinya Rp30.000 ya per satu kilo,” terangnya. Senin, (21/02/2022).
Menurutnya, harga tersebut terpaksa ditinggikan sebab membelinya dari penyuplai telah mahal yang mencapai Rp350.000 per dus.
“Bagaimana gak mahal, saya ngambilnya aja Rp350.000 dalam satu kardus dengan isi 6 kemasan 2 kiloan, dan yang 1 kilo itu 12 kemasan dalam 1 kardusnya, masih mending ini dek dipasar Kayubatu kemarin Sabtu (19/02) saya tanya itu harganya Rp40.000,” jelasnya.
Ditempat terpisah, pelaku usaha gorengan yang tidak ingin disebut namanya terpaksa gulung tikar sebab langka dan tingginya harga minyak goreng bukan membuat usahanya lancar justru malah membuatnya merugi.
“Kita sendiri tahukan kalau satu-satunya usaha saya sebagai penjual gorengan yang salah satu bahan utamanya adalah minyak goreng, lalu bagaimana usaha saya mau jalan kalau minyak goreng tidak ada, kalau adapun itu mahal, bukankah pemerintah telah mengeluarkan kebijakan masalah harga minyak goreng, lalu kenapa jadi hilang, lebih baik dulu Rp18.000 tapi masih lancar kecukupan stok selalu tersedia, harga turun tapi malah kebalik,” keluhnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radarwaykanan.com langkanya minyak goreng bukan hanya terjadi di Kabupaten Way Kanan saja, namun di Bandar Lampung juga minyak goreng dikeluhkan.
Komar, salah satu kerabat Wartawan koran ini mengeluh karena kosongnya minyak goreng di berbagai waralaba.
“Macet kita, makan pisang rebus, tahu rebus, bakwan rebus, akhirnya nanti juga ada jualannya kerupuk rebus. Minyak goreng engga ada lagi jualannya gimana mau goreng, saya udah keliling Untung Surapati ini tapi gak ada stok jualan minyak goreng,” ujarnya sembari menikmati kopi hitam dengan pisang rebus.