Puskes Blambangan Umpu Diduga Lalai Terkait Limbah APD dan Bekas Rapid

sosial Budaya42 Dilihat
[responsivevoice_button voice="Indonesian Female" buttontext="Berita Suara"]

Blambangan Umpu – Di masa Covid 19 ini, mau tidak mau kita harus membiasakan diri dengan kebiasaan baru yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah dengan selalu memakai masker dan mencuci tangan, serta jangan lupa menjaga jarak. Tentunya hal tersebut agar kita semua bisa terhindar dari paparan virus Corona yang bisa menyebabkan Covid 19.

Instansi kesehatan dikenal sebagai salah satu pahlawan yang terus saja mempelopori protokol kesehatan. Mereka juga merupakan orang – orang yang berani menjadi garda terdepan untuk memberantas pandemi ini.

Baca Juga  Tolong Tugu Kami

Tapi sangat disayangkan, ketika muncul dugaan bahwa salah satu Pusat kesehatan Puskesmas Blambangan Umpu Kab Way Kanan, dianggap lalai terkait Limbah bekas Alat Perlindungan Diri (APD) dan bekas alat Rapid Test Covid 19, Selasa (15/12).

Dugaan ini muncul ketika ada pekerja swasta yang berasal dari dinas lingkungan hidup sedang membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir di Arah inhutani dan srirejeki Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan. Ketika yang bersangkutan sedang ingin membuang sampah, Ia menemukan Bekas APD dan alat rapid tes Covid 19 Di TPA tersebut.

Baca Juga  Pestisida Melejit, Petani Menjerit

Karena hal tersebut, Pekerja tersebut secara sigap langsung menelpon pihak dari Dinas Kesehatan untuk Menginformasikan terkait temuannya tersebut. Hal ini juga agar pihak dari Kesehatan sendiri langsung bergerak mengambil Limbah tersebut. Untungnya pihak dari Dinas Kesehatan segera bergerak, dan sekarang limbah sudah di amankan pihak kesehatan.

https://luglawhaulsano.net/4/8420418
Baca Juga  Peduli Isoman, TP-PKK Kabupaten Bagikan Sembako Dikampung Kota Bumi WK

Tentunya hal ini bisa menimbulkan risiko sendiri kepada orang – orang yang bekerja di TPA tersebut. Jadi memang dirasa sangat berbahaya sendiri apabila kedepannya hal seperti ini masih saja terulang.

Kepala Dinas Kesehatan sendiri belum memberikan konfirmasi terkait hal ini. (RWK/AT)