RADARWAYKANAN.COM ,-Blambangan Umpu.- jabatan sebagai kepala dusun saat ini menjadi idola kalangan muda, selain prestis mungkin gajinya yang mencapai Rp 2,300.000 menjadi daya tarik tersendiri, disamping karena susahnya mencari lapangan pekerjaan, sehingga berbagai upayapun dilakukan untuk menggapai jabatan tersebut, itulah yang diduga oleh beberapa peserta test perangkat Kampung ( Kadus red ), di Kampung Karang Umpu Kecamatan Blambangan umpu Way Kanan, tanggal 18 April 2024 yang lalu, dimana beberapa peserta yang gagal memiliki praduga buruk terhadap peserta yang lolos, apalagi dalam pelaksanaan test , terduga mengerjakan soal test dengan cepat, berbeda jauh dengan peserta yang lain.
“ Saya dan 4 orang lain memang membuat petisi menolak hasil test, karena kuat dugaan kami kalau mereka yang lolos itu ada main mata dengan panitia dan atau memiliki soal ujian, hal itu tersirat pada pelaksanaan test, saya saja belum sampai 30 dari 100 soal yang saya baca, tau tau mereka sudah selesai, gimana cara bacanya, padahal kami sama sama tamat SMA, selain itu mereka tampak yakin sekali bisa lolos test,” ujar Kukuh salah satu peserta test Kadus Kampung Karang Umpu yang membuat petisi penolakan hasil test.
Pernyataan Kukuh dibenarkan oleh Ariya dan Hendi W, dimana menurut Ariya, ia dan kawan kawannya melakukan petisi penolakan hasil Test karena ia memiliki bukti kalau ada beberapa pemenang test Kepala dusun yang diduga memiliki soal yang diteskan kepada mereka sementara mereka tidak.
“ Mereka ( Peserta test kadus yang lolos dan diduga memilik bocoran soal red ), mengerjakan soal dengan sangat cepat betul , masak iya soal 100 bisa dikerjakan tidak sampai 20 menit itukan luar biasa, sementara kami peserta lain mungkin baru baca dua puluhan soal, selain itu kami ada yang memiliki bukti soal , kalau ada peserta yang lolos test itu telah memiliki soal dan jawabannya, jadi pantas saja kalau mereka mengerjakan secepat kilat , jadi kami minta test Ulang,” ujar Ariya.
Hal yang sama disampaikan oleh Hendi peserta test Kadus yang lain, dimana menurut Hendi ia juga mendengar ada informasi kalau ada peserta test yang diduga sudah ada bocoran soal dan walupun tidak memiliki bukti kongrit, akan tetapi bila dilihat dari pelaksanaan test maka dugaannya memang mendekati kenyataan, karena selain seperti sudah benar benar menguasai apa yang akan ditestkan, beberapa peserta yang lolos test itu sangat cepat mengerjakan dan menjawab 100 soal yang ditanyakan ada mungkin yang hanya 15 menit,
“Saya sendiri sepertinya baru mengerjakan dan membaca 5 soal , saya liat mereka sudah selesai, dan hasilnya jauh diatas kami,jadi wajar kalau kami curiga, untuk itu kami buat petisi penolakan hasil tes dan minta test ulang,” ujar Hendi.
Sayangnya hingga berita ditulis Kepala Kampung Karang Umpu ( basri red ), dan Ketua Panitia Pemilihan Saprudin belum dapat dikonfirmasi, wa RLMG hanya dilihat tidak dibalas, ditelpon juga tidak mengangkat.
Terpisah., Kasi Pemerintahan Kecamatan Blambangan Umpu Gajah Tera SH MH mendampingi Camat Blambangan Akhmad Syafari S.Ag, M.Si, menerangkan kalu dalam perekrutan perangkat Kampung sesuai dengan Regulasi yang ada , maka Kecamatan sifatnya hanya memfasilitasi saja, dan semua tergantung Pantia dengan Kepala Kampung.
“ Kami sebenarnya sudah mendengar kabar tersebut, namun kami tidak memiliki kewenangan dalam hal itu apalagi hasil kroscek kami kalau semua pelaksanaan penerimaan itu sudah sesuai dengan Regulasinya, dan tugas camat hanya memberikan rekomendasi pada calon terpilih yang sesuai dengan yang diajukan oleh Kepala kampung dan bahkan kalaupun camat tidak mengeluarkan rekomendasi Kepala Kampung 7 hari kemudian diperkenankan melakukan pelantikan, asala memang kondisinya Clean dan Clear,” ujar Gajahtera Kasi Pemerintahan Kecamatan Blambangan Umpu yang disungguhkan oleh Sontri SH, Sekretaris Kecamatan Blambangan Umpu,
Dalam pada itu isu kebocoran soal pada pelaksanaan test perangkat kampung kampung karang umpu Kecamatan Blambangan Umpu memang agak lambat mengemuka, hal itu diduga karena peserta test takut akan intimidasi dari para pihak yang kurang senang dan pelaku yang berbuat curang.
“ Infonya soal itu didapat dari Kecamatan, oleh salah satu peserta mirisnya lagi diduga pesertanya itu malah menjual soal ujian untuk menjadi perangkat kampung itu peserta lain, dan dari beberapa peserta yang diduga membeli soal itu ada yang tidak lolos, dan sesuai perjanjian yang lolos test bayar soal 1 juta dan yang tidak uang kembali,” ujar Sumber terpercaya RLMG gruop tersebut. RWK I