RADARWAYKANAN.COM– Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung di Kampung Bengkulu Jaya Kecamatan Gunung Labuhan, Way Kanan meninggalkan kesan dan pesan tersendiri bagi warganya. Terbukti, kepulangan mereka ke Bandar Lampung diwarnai isak haru dari warga dan anak-anak binaannya.
Hal tersebut diamini oleh salah satu Tokoh Pemuda Bengkulu Jaya, Nodi Putra. Nodi Menuturkan hal itu bukan tanpa alasan. Alasan utamanya karena kedekatan mereka secara emosional baik kepada anak-anak, remaja dan warga pada umumnya.
“Yang membuat mereka haru bahkan menangis. Karena yang pertama mereka bersikap baik. Attitude mereka sangat baik. Apalagi kepada anak-anak yang hampir setiap saat bersama mereka di Balai Kampung. Selain belajar mereka juga bermain disana,”ungkap Nodi.
Nodi juga menjelaskan, sikap baik dari mahasiswa tercermin saat mereka mudah berbaur dengan masyarakat dalam segala jenis usia, baik orang tua, pemuda, hingga anak-anak.
“Di luar program kerja pun mereka tetap berbaur dengan masyarakat, hidup sama seperti dengan kami di kampung, karena mereka sering komunikasi dengan masyarakat, maka terjadilah pendekatan secara emosional,”jelas Nodi.
Kepada Radar Way Kanan, Akhmad Risko selaku Koordinator Tim KKN Bengkulu Jaya mengaku tidak memiliki persiapan khusus yang dilakukan kelompoknya dalam berbaur dengan warga Bengkulu Jaya. Persiapan yang dilakukannya hanya berfokus pada komunikasi secara internal dan eksternal. Dan berjalan dengan sendirinya dengan mengikuti kultur budaya masyarakat setempat.
“Kami satu tim dari awal selalu membangun komunikasi yang baik secara internal maupun eksternal, sengaja ketika pertama kali sampai di kampung. Kami secara langsung door to door mengunjungi tempat warga untuk mengenal lebih jauh. Berikut kami pamit pulang pun dengan perlakuan yang sama, secara tidak langsung kami belajar kultur dan budaya masyarakat setempat,”ujar Akhmad Risko.
Menurut Risko, begitu ia disapa. Komunikasi menjadi hal penting bagi kelompok KKN-nya mengingat tiap anggota timnya belum mengenal satu sama lain dengan baik. Begitu pun dengan warga di lokasi tempat mereka mengabdi yang jauh lebih asing lagi. Sehingga modal utamanya adalah komunikasi dan beradaptasi dengan baik secepat mungkin. Meskipun tidak terbiasa harus membiasa dan melebur.
“Jujur awalnya kami tidak betah, tetapi semakin hari kami mulai mengenal dan beradaptasi hingga akhirnya nyaman. Banyak pengalaman yang dapat dipetik tentu tidak pernah kami temukan di dunia perkuliahan. Tidak hanya warga yang haru, kamipun rasanya berat langkah kaki untuk balik ke peradaban Kampus. Tetapi kami yakin, yang namanya silaturahim tentu kami jaga dan pertahankan, bahkan kemudian hari kami berniat untuk kembali berkunjung,”tutur Risko.
Terpisah, Awal Saman, S.E,.M.M Penjabat Kampung setempat. Menghaturkan rasa terimakasih dan apresiasinya. Menurutnya, dengan pengabdian KKN Unila di Kampung yang ia pimpin tersebut. Membawa aura positif, baik bagi warga umumnya. Serta terkhusus kepada anak-anak yang tidak lagi fokus games online.
“Dengan keberadaan Anak-anak KKN di Kampung Bengkulu Jaya, secara tidak langsung memberikan motivasi kepada warga. Sebab, tak menutup kemungkinan tolak ukur pendidikan di Kampung terkadang hanya sampai pada jenjang SMA. Dengan harapan kehadiran mereka (KKN) membuka cakrawala berpikir dan menjadi contoh serta referensi bagi orang tua untuk mendorong anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,”Pungkasnya.RWK/Oksi