[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Gunung Labuhan, RWK- Sulitnya Mata pencaharian masyarakat akibat pandemi covid-19 yang tak kunjung usai. Diperparah harga kebutuhan rumah tangga melonjak naik bahkan mengalami kelangkaan, seperti minyak goreng yang sulit ditemukan. Mirisnya lagi harga Gas Subsidi 3 Kg membumbung tinggi mencapai Rp.30.000 membuat masyarakat garuk kepala.
Perihal itu tidak seimbang dengan pendapatan masyarakat Kabupaten Way Kanan yang notabenenya adalah seorang petani. Petani tidak dapat bernafas lega, apalagi petani kopi, karet, sawit dengan harga yang tidak relevan dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok tersebut.
“Ini yang namanya sudah tertindas dan dilindas, kami juga butuh hidup perlu asupan gizi yang cukup, kalau kebutuhan pokok seperti ini bukan membuat imun kami membaik, justru lebih daripada itu. setiap saat berkoar-koar untuk menyuruh vaksin dan prokes, kami sudah ikuti semua itu tapi tolong untuk sektor lain di optimalkan. Dimana para wakil dan para pejuang rakyat, ayo dong suara kami di perjuangkan, sudah cukup kami memperjuangkan suara kalian untuk duduk di korsi singgasana dan ini giliran kalian yang bekerja untuk kami, “kata Nando salah satu tokoh Pemuda Gunung Labuhan saat diminta keterangan soal problematika tersebut.
Pernyataan Nando, dibenarkan Yanto (30) warga Wilayah Gunung Labuhan, menurutnya keluhan itu memang sudah berepisode layaknya dunia perfilman yang tidak tahu endingnya dimana dan seperti apa? Sebab sejauh ini, keluhan itu belum berakhir.
“Sudah dua kali pasaran, kebetulan tempat kami adanya pasar mingguan (Kalangan*red) minyak goreng masih saja sulit ditemukan, kami sangat berharap hal semacam ini cepat dituntaskan oleh pihak yang berkompeten, ” pungkasnya. RWK/OAF