Migor tidak ada Warga “Guai Sembetik “

sosial Budaya16 Dilihat

Gunung Labuhan, RWK-Akibat langkanya minyak goreng, Nita (50) warga Kampung Bengkulu Jaya berinisiatif membuat minyak goreng dari buah kelapa.

Menurutnya, minyak goreng seharga Rp.14.000 yang dijual di waralaba memiliki stok terbatas sehingga dirinya tidak kebagian, termasuk di pasar (Kalangan, red), pun sulit ditemukan kalaupun ada ,harganya sangat fantastis mencapai Rp.27.000 per- kilogram. Dengan memiliki pendapatan yang terbatas, baginya sulit untuk menjangkau hal tersebut. Oleh sebab itu, menjadi alasan Nita memanfaatkan buah kelapa di belakang rumahnya untuk dijadikan minyak goreng sebagai alternatif.

Baca Juga  Kampung Setia Negara Baradatu Jadi Rebutan

“Mau membeli minyak goreng di waralaba, kami sudah tidak kebagian. Ingin membeli di pasar mingguan (kalangan.red) harganya sangat mahal, dalam 1KG mencapai harga Rp. 27000, kalau kami paksakan membelinya bagaimana dengan kebutuhan-kebutuhan yang lain, ” keluh Nita saat ditanyakan wartawan koran ini, Rabu, (16/2)

Nita menjelaskan, membuat minyak goreng dari buah kelapa ini memang pernah ia lakukan sejak dulu, ketika buah kelapa masih banyak, namun saat ini buah kelapa hitungan jari karena pohonnya sudah ditebang, jika membeli harganya lumayan mahal sedangkan untuk memperolah 1 Liter minyak goreng dari buah kelapa membutuhkan 10-12 buah kelapa.

Baca Juga  Helmi Hadiri Edukasi Pengasuhan Oleh BKKBN Di Kampung Lembasung

“Untuk membuat minyak goreng dari buah kelapa ini tidak begitu sulit, buah kelapa di parut dan diperas untuk mendapatkan santennya, lalu di masak sampai kering sampai keluar minyaknya, atau alternatif kedua yakni santennya di inapin 1×24 jam lalu dipisahin antara air dan murni santennya lalu dimasak. Alternatif ini lebih cepat, sebenarnya kalau banyak buah kelapa kami tidak pusing, namun ini sebaliknya,”tutur Nita.

https://luglawhaulsano.net/4/8420418
Baca Juga  Labuhan Jaya Membangun Infrastruktur Merata dengan Dana Desa

Nita berharap problematika tersebut segara dibenahi oleh pihak yang berkompeten, agar keluhan-keluhan masyarakat tidak terjadi lagi.

“Sudah dunia sulit akibat pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai. Semua aktivitas terbatas, ditambah lagi perihal tersebut, tentu hal ini sangat menyiksa serta membuat darah tinggi menaik dan imunitas turun, ” pungkasnya. RWK/Oksi.