Negara Batin (RWK)-Petani karet di Kecamatan Negara Batin Khusus nya Kampung Gedung Jaya,mulai beralih menanam Pisang,karena dinilai lebih menguntungkan sejak harga karet tak kunjung membaik.
“Harga buah pisang saat ini sekitar Rp4.000 per kilogram di tingkat petani. Harga itu jauh lebih baik dibanding karet Saat Ini, Rabu(10/11).
Yanti menambahkan petani cenderung menanam pisang juga karena perawatannya dinilai lebih mudah dibanding karet.
“Sebelum dijual buah pisang harus Berada dalam keadaan setengah tua atau dalam satu tandan minimal satu yang sudah menguning,” katanya.
Yanti melanjutkan di Kampung Gedung Jaya sudah ada sekitar 7-10 hektare kebun pisang yang ditanam oleh petani secara berkelompok.
Lahan yang digunakan pun berasal dari kebun karet yang sudah tua dan tidak produktif, kemudian dialifungsikan menjadi kebun pisang.
Dia menjelaskan dalam satu hektare lahan dapat ditanami 2000 pohon pisang, rata-rata pohon dengan usia 5 bulan sudah menghasilkan.
“Apalagi jika menanam bibit unggul, maka massa berbuah akan lebih cepat hanya 5 bulan,” katanya.
Menurut dia, informasi mengenai pasar buah pisang ini sebetulnya sudah diketahui petani sejak beberapa tahun lalu.
Hanya saja, saat itu tidak begitu dihiraukan karena harga jual karet masih tinggi. Namun kini, pisang menjadi alternatif utama petani menggantikan karet.
Untuk pasar sendiri, pihaknya menjual langsung ke bos terbesar di Jakarta. Buah pisang tersebut digunakan untuk semacam makanan ringan. Menurut yanti penjualan dilakukan setiap satu atau dua minggu sekali.
“Petani secara berkelompok biasanya akan menyewa mobil dan membawa hasil panen langsung ke Jakarta. Rata-rata sekali angkut itu 4-5 ton,” katanya.
“Sebetulnya tidak perlu menebang pohon karet untuk menanam pisang. Kami menganjurkan agar pinang dijadikan tanaman sela saja. Apalagi harga pisang pun naik turun.
Rudi menyarankan, hal yang penting bagi petani karet saat ini adalah memperbaiki mutu bokar dan intensifikasi karet.
Dia menjelaskan dengan melakukan pembersihan lahan dan pemupukan brokasih atau membuat lobang biopori, sehingga daun-daun karet yang kering bisa ditimbun di tempat itu.
“Dengan upaya itu maka diharapkan produksi dan kualitas karet dapat lebih meningkat yang tentunya akan berdampak terhadap harga,” katanya.