Gunung Labuhan RWK – Beberapa tahun belakangan ini, menurunnya harga lada yang sangat drastis, menyebabkan petani alih fungsi dengan menanam singkong.
Berdasarkan Investigasi Radar Way Kanan, benar adanya perkebunan lada saat ini sudah berkurang, disebabkan para petani banyak merombak kebunnya menjadi lahan pertanian polo ijo, seperti jagung, singkong dan tanaman jangka pendek lainnya
persoalan tersebut tidak dipungkiri bahwa para petani pada dasarnya mencari hasil yang maksimal dalam pertaniannya.
Lani (55) petani lada kampung Bengkulu Jaya Kecamatan Gunung Labuhan mengungkapkan harga lada beberapa tahun yang lalu mencapai 100.000 rupiah setiap Kilogramnya, namun saat ini harga lada bahkan dibawah 30.000 rupiah, dan tentu tidak seimbang dengan biaya perawatan sebelum panen.
“Dengan harga Rp27 ribu sampai Rp30 ribu keuntungan yang diperoleh tidak sesuai dengan tenaga untuk perawatan tanaman lada. hal ini yang membuat kami bertransformasi merombak kebun dengan menanam singkong,” Keluh Lani.
“Lada itu satu tahun sekali panen. Artinya jika harga murah sangat tidak sesuai dengan biaya perawatan selama setahun,” terangnya.
Seharusnya disaat petani mengalami keterpurukan harga komoditas, pihak terkait harus tanggap dan bisa memberikan solusi bagaimana agar petani tidak mengalami rugi saat panen. Bukan hanya petani lada, melainkan Hortikultura lainnya juga perlu diperhatikan.
“Sebetulnya kami sangat sayang sekali menebang pohon lada ini, tapi mau bagaimana lagi karena tidak balance dengan penghasilan setiap tahunnya, sedangkan faktor ekonomi kami terpuruk, jadi berpikir untuk mengelola lahan yang ada,” Tutup Lani.
Rwk Oksi