Pakuan Ratu RWK – Curah hujan yang cukup intens di Way Kanan, selain memnguntungkan juga merugikan petani khususnya petani karet, karena dapat mengurangi produksi getah karet mereka.
“Produksi getah karet musim hujan jauh lebih sedikit dibanding saat cuaca stabil, karena getah karet habis ditimpa hujan, dan Kalaupun malam nya hujan waktu kerja pun terhambat akibat batangnya basah.
“Kadang-kadang belum selesai menyadap karet, hujan datang sehingga getah yang dikumpulkan pada setiap batang karet habis ditimpa hujan,” ujar Surdi, salah satu petani Karet di Kecamatan Pakuon Ratu,
Masih menurut Surdi, dalam kondisi cuaca normal panen karet dalam seminggu bisa mencapai 200 kilo gram namun saat musim hujan hanya bisa dipanen 50 persen saja sisanya habis ditimpa hujan.
“Kadang-kadang saya menyiasatinya dengan menuangkan cuka atau tawas pada setiap batang karet yang sudah disadap agar getah karet cepat beku, namun tetap saja hasilnya kurang maksimal,” imbuhnya.
Pernyataan Surdi dibenarkan oleh Cek Atong, petani karet lainnya, dimana menurut Atong Hujan, sangat mempengaruhi produksi getah karet sehingga dirinya sering menyadap karet pada sore hari saat cuaca sudah bagus.
“Saya lihat cuaca, kalau pagi hujan maka saya turun ke kebun karet pada sore hari agar hasil sadapan karet benar-benar maksimal,” ujarnya.
“Sekarang ini petani karet sudah sedikit bergairah turun ke kebun karena harga getah karet sudah mulai naik Karet mingguan pun mencapai Rp8.000 sampai Rp 8.500. / kilo gram sebelumnya hanya Rp7000 per kilo gram.
“Harga getah karet sudah merangkak naik, namun masih belum stabil karena harga karet ini sewaktu-waktu bisa saja terjun bebas,” Tutupnya. RWK I/Azhari.