[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Umpu Semunguk (RWK),-KRISIS elpiji ukuran 3 kg (kilogram) kecamatan Umpu Semunguk Kabupaten Way kanan sudah berlanjut hingga dua pekan terakhir. Ironisnya kelangkaan bahan bakar utama kebutuhan dapur itu ditengah masyarakat sedang menghadapi covid-19 sedang melonjak kabupaten Way kanan ini.
Pantauan Media RADAR Waykanan sejak sepekan terakhir di kecamatan Umpu Semunguk, warga sibuk mencari elpiji tabung Gas 3Kg itu. Bahkan pangkalan atau toko resmi yang mereka singgahi, banyak yang tutup atau sedang tidak melayani pembeli (07/07).
Ketika ditanyakan, si pemiliknya Warung mengaku gas sedang tidak ada barang. Kemudian di pintu gudang atau pada bagian depan warung pengecer tertera tulisan, gas 3Kg habis.
Bila berpatokan kepada keterangan si pengecer dan melihat tulisan yang dipasang itu, seolah olah benar stok gas ditempat usahamya sudah habis. Ironisnya para distributor sudah menjadi kebiasaan menjual gas bersubsidi itu kepada kios atau pengecer liar tidak memiliki izin.
Mereka lebih suka menjual kepada pengecer liar seharga Rp 18 ribu, per tabung. Kemudian para pengecer liar menjual sembunyi-sembunyi kepada warga berkisar Rp25 per tabung,” ujurnya Andi.
Akibat penimbunan dan permainan harga tersebut, sebagian warga miskin tidak lagi menggunakan elpiji 3Kg bersubsidi sebagai bahan bakar dapur keluarga. Mereka terpaksa kembali menghunakan kayu sebagai bahan bakar masak. Apalagi untuk mencari gas yang tidak nentu itu sangat sulit saat kondisi sedang dilanda covid-19 sekarang ini.
“Saya sudah sepekan ini, mencari ke beberapa Warung yang biasanya menjual gas 3 kg. Tapi mereka bilang tidak ada. Sekarang terpaksa harus menggunakan kayu bakar seperti dulu,” tutup Andi, Warga negeri baru Dusun simpang empat ujung.RWK-Dhendy