[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Gunung Labuhan, RWK– Petani jagung sepekan ini merasa ketar-ketir lantaran harga yang terus menurun. Dimana harga sebelumnya pada bulan Maret di Pabrik mencapai harga Rp.5.500 per Kilogram untuk jagung KW (kering super) dan Asalan (jagung basah) Rp.5.300 per Kilogram. Kekhawatiran tersebut tergerus, pada bulan Mei ini harga jagung menjadi Rp.5.200 per Kilogram untuk jagung kering dan jagung basah Rp.4.950 per Kilogram.
Hal tersebut dikatakan Ardi (28) salah seorang pembeli jagung wilayah Kecamatan Gunung Labuhan. Menurutnya, harga tersebut merupakan harga yang diberikan pabrik, jika di petani paling tinggi harga Rp.3.300 untuk jagung asalan (jagung basah) dan untuk yang KW (kering) Rp.3.400.
“Kita mengikuti harga pasaran serta melihat kadar Air dengan tolak ukur harga pabrik. Kalau mengejar harga, kemudian tidak ada management.Tentu besar kemungkinan pembeli bisa rugi sebab harga saat ini lagi gonjang-ganjing.Hal ini yang menjadi kekhawatiran kami selaku pembeli di Petani,”jelas Ardi saat dikonfirmasi Wartawan Koran ini, Rabu, (25/05).
Dikatakan Ardi, dengan melihat harga yang terus merosot seperti ini, tidak dipungkiri banyak petani jagung yang menjadi loyo, sebab untuk menanam jagung saat ini tidak sembarangan tanam, harus lengkap dengan pubuknya.
“Sekarang ini, untuk menanam jagung jika tidak di suplai pupuk, dipastikan gagal panen. Oleh sebab itu petani selalu jor-joran kalau sudah berbicara soal pupuk, entah itu pupuk organik atau non organik untuk mendapatkan kwalitas super dengan bobot yang berat. Makanya tak jarang jika tidak sesuai harga mengakibatkan (petani) menjadi down, bahkan gali lobang lagi,”pungkasnya.RWK/Oksi.