[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Blambangan Umpu, RWK– Ditengah kelangkaannya, harga jengkol meroket. Tidak tanggung-tanggung harga tumbuhan bernama ilmiah Archidendron pauciflorum ini mencapai angka 40.000 /Kilogram.
Kenaikan harga jengkol ini memang telah bertahan sejak beberapa pekan yang lalu. Salah satu pembeli hasil bumi (cingkau.red) di Wilayah Kecamatan Banjit, Way Kanan. Nasrul (45) mengaku, saat ini dirinya membeli jengkol langsung dari petani kisaran RP. 30.000-35.000/Kg, kemudian penjualannya RP.40.000 (diluar sumatra.red) tergantung kualitas barang.
“Sekarang meskipun harganya mahal tapi barangnya tidak ada, karena petani sangat jarang yang terfokus bertani Jengkol sebab tumbuhan itu membutuhkan waktu yang lama untuk berbuah (4-5 Tahun. red), kebanyakan juga ia tumbuh di lahan pertanian secara tidak sengaja lalu dibiarkan, biasanya di perbatasan kebun, ” jelas Nasrul.
Selain itu juga, lanjut Nasrul. Karena hasilnya tidak begitu banyak, kebanyakan petani menjualnya secara eceran kepada tukang sayur.
“Kalau berton-ton itu tidak, paling 1-3 kwintal saja, sebab petanipun jarang menjualnya kesini kecuali kalau petani kopi, ” tambah Nasrul.
Dikatakan Nasrul, saat ini ia lagi fokus untuk membeli Kopi karena memang lagi musim Kopi. Seperti hasil bumi lainnya bukan ia tidak membeli tetapi barangnya sangat terbatas.
“Kalau kopi sekarang harganya mencapai 25000/Kilogram dan di kecamatan Banjit petani Kopi masih banyak, ” Pungkasnya. RWK/Oksi.