
[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Berita Suara”]
Pakuan Raru (RWK) – Masyrakat lima Kampung mengeluh sepanjang aliran Sungai Serupa tercemar limbah Singkong, Sabtu (20/02/2021)
Aliran Sungai Serupa yang menghubungkan lima Kampung yakni Serupa Indah, Negara Harja, Setia Negara, dan Purwa Agung, serta Sri Basuki yang terhubung langsung ke Sungai Way Kanan (Tajap red). Sungat tersebut beberapa puluh tahun tercemar oleh limbah singkong PT. Agung Mulya Bunga Tapioka.
Resah serta gelisah tak kunjung berakhir membayangi masyarakat sepanjang aliran Sungai yang terdampak langsung oleh limbah PT. Agung Mulya Bunga Tapioka lebih kurang 20 Tahun, sejak berdirinya pabrik di Kampung Tanjung Serupa Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan. tidak ada kepedulian dan Konfensasi terhadap Masyarakat yang terkena dampak langsung, Padahal indikasi penyakit berbahaya yang di sebabkan oleh limbah tersebut sangat di rasakan masyarakat.

Salah seorang warga Kampung Tanjung Serupa yang juga bekerja sebagai buruh pengupas singkong di PT. Agung Mulya Bunga Tapioka Tuti (60) menjelaskan, selama dirinya bekerja di pabrik tersebut, bentuk Loyalitas Pihak PT terhadap karyawan sangat minim jangankan terhadap masyarakat setempat yang terkena dampak akibat Limbah PT tersebut.
“sangat miris pak…,!! kurang lebih 7 tahun ini saya bekerja tida ada kepedulian pihak PT terhadap para pekerja dan sangat pelit, padahal kami sudah mengabdi puluhan tahun bekerja disini, dan rumah saya sangat dekat dengan pabrik kurang lebih 20 meter, setiap hari terkena dampak bau busuk yang sangat meyengat tapi tidak ada Loyalitas sama sekali untuk ganti rugi terhadap masyarakat setempat”ungkapnya.
Terpisah, Budi (60) Mengatakan tidak mengetahui kalau pabrik yang dulunya CV. Agung Mulya Bunga Tapioka sekarang sudah menjadi PT. Agung Mulya Bunga Tapioka.
“Tidak ada pemberitahuan kepada masyarakat dan tanda tangan persetujuan masyarakat setempat, padahal rumah saya 2 meter dari Pabrik seharusnya ada mufakat dulu dengan masyarakat, bertahun-tahun kami terganggu dengan suara bising (berisik red), bau busuk menyengat yang kami hirup dan mungkin bisa meyebabkan penyakit. Akan tetapi kami orang kecil pak….!! Tidak ada daya untuk berbuat apa-apa”keluhnya.
Lebih Lanjut, Budi mengatakan pihak kecamatan pernah melayangkan Undangan kepada pihak PT. Agung Mulya Bunga Tapioka dan kampung-kampung untuk pertemuan musyawarah terkait harga singkong yang terus menurun, dan dampak limbah PT, namun pihak PT seakan tak peduli terhadap undungan masyarakat tersebut.
“saya juga pernah di ajak pak carik kurang lebih 5 bulan yang lalu, saya mewakili Masyarakat setempat untuk menghadiri undangan dari Kecamatan Pakuan Ratu mengenai harga singkong dan permasalahan dampak limbah lingkungan, Akan tetapi kami lihat pihak PT.Agung Mulya Bunga Tapioka tidak menghadiri dan terkesan mengabaikan udangan dari pihak Kecamatan.
Tidak hanya itu, prihal perizinan PT. Agung Mulya Bunga Tapioka pun patut di pertanyakan hal tersebut dibenarkan Sekretaris Kampung Tanjung Serupa Eko (40) Saat dikonfirmasi melalui telpon untuk mempertanyakan terkait Perizinan dirinya menjelaskan tidak mengetahui akan adanya izin pihak PT untuk di kampung Tanjung Serupa.
“Untuk Izin lingkungan sampai saat ini kami sebagai Aperatur Kampung tidak mengetahui ada atau tidak adanya izin lingkungan karena selama ini pemerintah kampung tidak diberitahu dan di libatkan terkait CV menjadi PT. dan terkait undangan dari Kecamatan saya membenarkan apa yang di sampaikan pak Budi, mengenai Undangan untuk PT.Agung Mulya Bunga Tapioka dari pihak Kecamatan, memang pada waktu itu tidak datang dengan alasan tidak jelas, bahkan yang mengantar udangan saya langsung dari Kecaamatan”jelasnya.
Masyarakat berharap agar Intansi terkait bertidak tegas dan adil mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Agung Mulya Bunga Tapioka dan Masyarakat bisa kembali memanfaatkan Sungai Serupa untuk sumber kehidupan, lima Kampung. (RWK-W/ Ashari-Dalton)